Jumat, 12 Oktober 2018

RESENSI


#kelas12 #kurikulum2006
Standar Kompetensi
Mengungkapkan pendapat, informasi dan pengalaman dalam bentuk resensi dan cerpen.

Kompetensi Dasar
Menulis resensi buku kempulan cerpen berdasarkan unsur-unsur resensi.

Indikator:
• Menulis resensi buku kempulan cerpen dengan memperhatikan kriteria penulisan resensi.
• Menentukan keunggulan dan kelemahan resensi buku kumpulan cerpen.

Tujuan Pembelajaran:
1.       Mengungkapkan konsep resensi.
2.       Mengungkapkan tujuan resensi.
3.       Membaca buku kumpulan cerpen.
4.       Menulis resensi buku kempulan cerpen dengan memperhatikan kelengkapan unusr- unsur resensi, seperti identitas buku, kepengarangan, kekurangan dan kelebihan isi buku, serta bahasa pengarang.
5.       Mendiskusikan resensi yang telah dibuat.

Pengertian Resensi
Resensi berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata kerja revidere atau recensere. Artinya melihat kembali, menimbang, atau menilai. Arti yang sama untuk istilah itu dalam bahasa Belanda dikenal dengan recensie, sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah review. Tiga istilah itu mengacu pada hal yang sama, yakni mengulas buku. Tindakan meresensi dapat berarti memberikan penilaian, mengungkap kembali isi buku, membahas, atau mengkritik buku. Dengan pengertian yang cukup luas itu, maksud ditulisnya resensi buku tentu menginformasikan isi buku kepada masyarakat luas.

Tujuan Resensi
1.       Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari sebuah buku atau hasil karya lainnya secara ringkas.
2.       Mengetahui kelebihan dan kelemahan buku yang diresensi.
3.       Mengetahui latar belakang dan alasan buku tersebut diterbitkan.
4.       Menguji kualitas buku dengan membandingkan terhadap karya dari penulis yang sama atau penulis lainnya.
5.       Memberi masukan kepada penulis buku berupa kritik dan saran terhadap cara penulisan, isi, dan substansi buku.


Jenis Resensi:
a.       Resensi Informatif
b.      Resensi Deskriptif
c.       Resensi Kritis

Unsur-unsur Resensi:
a.       Judul resensi
b.      Identitas buku
c.       Isi resensi buku
d.      Penutup resensi buku

Langkah-langkah Meresensi Buku
a.       Penjajakan atau pengenalan terhadap buku yang diresensi.
b.      Membaca buku yang akan diresensi secara komprehensif, cermat, dan teliti.
c.       Membuat sinopsis atau intisari dari buku yang akan diresensi.
d.      Menentukan sikap dan menilai hal-hal berikut: (1) kerangka penulisan, (2) isi pernyataan, dan (3) aspek teknis.

Isi susunan resensi kumpulan cerpen:
Tentang Buku Kumpulan Cerpen
Buku ini merupakan kumpulan dari 25 karya terbaik ajang Lomba Menulis Cerita Pendek (LPMC) yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah tahun 2001. Lomba yang diikuti oleh guru-guru Bahasa Indonesia di seluruh Indonesia untuk saling berkompetisi mengekspresikan kemampuannya dalam bentuk karya tulis, khususnya cerita pendek. Setelah karya-karya terbaik dalam lomba ini dikumpulkan dan disunting kemudian diterbitkan menjadi buku yang enak dibaca. Buku ini diterbitkan pada tahun 2002 dalam rangka kegiatan peningkatan perpustakaan sekolah dan pelajaran sastra oleh Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.

Identitas Buku Kumpulan Cerpen
1.       Judul buku: 25 naskah terbaik
2.       Pengarang: Guru-guru Sastra dan Bahasa Indonesia
3.       Penerbit: Departeme Pendidikan Nasional
4.       Tahun terbit: 2002
5.       Jumlah halaman: 166 halaman

Isi Resensi Buku Kumpulan Cerpen
Dijabarkan isi keselurahan buku, terdiri dari judul cerita apa saja. Dapat diisi synopsis buku secara garis besarnya.

Kelebihan dan Kekurangan
Lebih     : 1. Ceritanya merupakan cerita-cerita terbaik dari lomba menulis cerita pendek.
  2. Bahasa dalam setiap cerita mudah dimengerti.
  3. Setiap cerpen mengandung amanat-amanat yang sangat bagus.

Kurang  : 1. Cover dan bentuk penyajian bukunya kurang menarik.
  2. Dalam pengetikan cerita ada beberapa kata yang salah.
(Kelebihan dan kekurangan buku dijabarkan dalam bentuk paragraf.)

Penutup Resensi Buku Kumpulan Cerpen
Buku kumpulan cerpen ini merupakan karangan terbaik guru-guru sastra dan bahasa Indonesia sehingga buku ini sangatlah bermanfaat bagi kita selaku pelajar. Selain karena cerita-cerita dalam buku kumpulan cerpen ini sangat bagus dan menarik, amanat dalam setiap cerpen pun dapat kita jadikan motivasi dalam kehidupan. Buku kumpulan cerpen ini juga dapan teman-teman jadikan referensi dalam tugas Bahasa Indonesia, kuhsusnya tugas yang berkaitan dengan cerpen. Tak hanya bagi palajar, bagi pengajar pun buku ini sangat baik.

Bertokoh Binatang, Tapi Bukan Cerita Binatang

Djenar Mahesa Ayu, anak dari sutradara terkenal Indonesia Syumanjaya almarhum ini, lahir di Jakarta 14 Januari 1973. Dia menulis banyak cerpen yang dimuat di berbagai harian terkemuka di Indonesia, Kompas, Republika, Media Indonesia, dan Majalah sastra Horizon, kemudian dikumpulkan dalam antologinya berjudul Mereka Bilang Aku Monyet. Judul yang tampaknya sangat ekstrem. Buku ini diterbitkan PT Gramedia Pustaka Utama, 2003 dengan tebal 136 halaman. Untuk buku kumpulan cerpen sebanyak sebelas buah tidak dapat disebut buku yang tebal. Satu cerpen rata-rata terdiri atas sepuluh halaman. Maka untuk membaca buku ini tidaklah memerlukan tenaga yang berat.
Mereka Bilang Aku Monyet adalah salah satu cerpen di buku antologi ini selain Lintah, Durian, Melukis Jendela, SMS, Menepis Harapan, Waktu Nayla, Wong Asu, Namanya,.., Asmoro, dan Manusya dan Dia. Ada tokoh-tokoh aneh dalam cerpen ini manusia berkaki empat, berekor anjing, babi, dan kerbau. Berbulu serigala, landak, atau harimau, berkepala ular, banteng, atau keledai. Caranya mereka makan di meja makan, caranya berbicara sangat sopan. Bahkan mereka juga gemar membaca buku, menulis catatan, bergaun, berdasi. Katanya dia juga punya perasaan dan akal, melebihi akal manusia. Hal ini mengingatkan cerita binatang masa lalu. Namun, gaya hidupnya sangat modern. Mungkin juga pikiran kita terbayang pada film kartun di televisi. Cerpen semacam ini tentu tidak bisa dimasukkan dalam bentuk cerita lama atau cerita binatang yang sangat konvesional. Cara mereka berpikir, berbicara, bersikap, dan memiliki kegemaran melebihi manusia-manusia normal. Bahkan mengejek tokoh aku dalam cerpen itu yang konon dikatakan tidak berotak dan tidak berperasaan. Ejekan itulah seolah-oleh menteror perasaan tokoh aku.
Ada tokoh binatang lain dalam cerpennya, yakni Lintah. Menggambarkan betapa tertekannya seorang gadis remaja gara-gara ibunya memelihara lintah yang sangat dicintainya melebihi cintanya kepada anak gadisnya sendiri itu.
Cerpen-cerpen lainnya berkisah tentang remaja dengan cintanya, kekurangbahagiannya gara-gara ayah ibunya sibuk, bahkan sampai pelecehan seksual yang berujung pada kesadisan yang luar bisa. Cerpen ini penuh imajinasi. Maka kalau membaca cerpen ini harus mempersiapkan imajinasi kita. Kalau tidak, kita tidak akan mendapatkan apa-apa kecuali kebingungan.


4 komentar:

KAJIAN SOSIOLINGUISTIK

  CAMPUR KODE DALAM VIDEO HELMY YAHYA BICARA  Oleh: Christina Fitri Puji Wahyuningsih/ NPM 22520026 Pendahuluan Sosiolinguistik    a...