Senin, 10 Juli 2023

KAJIAN SOSIOLINGUISTIK

 



CAMPUR KODE DALAM VIDEO HELMY YAHYA BICARA

 Oleh: Christina Fitri Puji Wahyuningsih/ NPM 22520026


Pendahuluan

Sosiolinguistik   adalah   ilmu   yang bersifat  interdisipliner  atau  gabungan  dua disiplin ilmu yaitu sosiologi dan linguistik. Ilmu ini menjelaskan kemampuan manusia dalam menggunakan    aturan    berbahasa secara  tepat  dalam  situasi  yang  berbeda-beda.  Pengertian  sosiolinguistik  menurut para ahli.

Abdul Chaer dan Leonie Agustina dalam   buku   Sosiolinguistik:   Perkenalan Awal (1995), mengatakan bahwa sosiolinguistik berhubungan denganperincian-perincian     pemakaian     bahasa yang sebenarnya, seperti deskripsi pola-pola pemakaian bahasa atau dialek  dalam budaya  tertentu,  pilihan  pemakaian  bahasa atau  dialek  tertentu  yang  dilakukan  oleh penutur, topik dan latar pembicaraan. Lebih jauh, masihdalam   buku   yang   sama, didefinisikan sosiolinguistik sebagai bidang   antar   disiplin   yang   mempelajari bahasa     dalam     kaitannya     penggunaan bahasa   itu   dalam   masyarakat.   Menurut Hidayati 2011), masyarakat   Indonesia yang menguasai beberapa bahasa cenderung menggunakan beberapa ragam bahasa dalam komunikasi. Sehingga, secara tidak langsung hal inilah yang menyebabkan adanya variasi bahasa. Chaer dan Leonie (2004:62) mengatakan bahwa, ragam    bahasa    sebagai    akibat    adanya keragaman  sosial  penutur  bahasa  itu  dan keragaman fungsi bahasa.

Saddhono (2014)    kedwibahasaan merupakan salah satu fenomena dua bahasa dalam    suatu    tindak    tutur    Kesalahan berbahasa   tersebut   bisa   terjadi   disemua aspek     keterampilan     berbahasa, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca,  dan   menulis, baik   dari   segi linguistik, seperti fonologi, morfologi, serta sintaksis,  maupun  dari  segi  nonlinguistik, yaitu    makna    dan    isi.    Dalam    kajian sosiolinguistik ada tiga jenis pilihan bahasa yang biasa dikenal, yaitu campur kode, alih kode, dan variasi bahasa dalam bahasa yang sama (Saddhono, 2007).

Kode  adalah  suatu  sistem  tutur  yang penerapan  unsur  bahasanya  memiliki  ciri khas sesuai dengan latar belakang penutur, relasi   penutur   dengan   mitra   tutur,   dan situasi   tutur   yang   ada   yang   biasanya berbentuk varian bahasayang secara nyata dipakai untuk berkomunikasi oleh anggota suatu masyarakat bahasa (Poedjosoedarmo, 1978).    Fasold    dalam    (Chaer,    1994) menyatakan bahwa seseorang yang menggunakan satu kata atau frasa dari suatu bahasa   maka   itu   disebut   campur   kode. Proses  penuturan  dua  bahasa  atau  lebih menjadi satu tuturan dengan tujuan tertentu disebut dengan campur kode.

Kode  adalah  suatu  sistem  tutur  yang penerapan  unsur  bahasanya  memiliki  ciri khas sesuai dengan latar belakang penutur, relasi   penutur   dengan   mitra   tutur,dan situasi   tutur   yang   ada   yang   biasanya berbentuk varian bahasa yang secara nyata dipakai untuk berkomunikasi oleh anggota suatu masyarakat bahasa (Poedjosoedarmo, 1978).  Fasold    dalam (Chaer, 1994) menyatakan bahwa seseorang yang menggunakan satu kata atau frasa dari suatu bahasa   maka   itu   disebut   campur   kode. Proses penuturan  dua  bahasa  atau  lebih menjadi satu tuturan dengan tujuan tertentu disebut dengan campur kode. Kode adalah suatu sistem  tutur  yang  penerapan  unsur bahasanya memiliki ciri khas sesuai dengan latar   belakang   penutur,   relasi   penutur dengan  mitra  tutur,  dan  situasi  tutur  yang ada yang biasanya berbentuk varian bahasa yang secara nyata dipakai untuk berkomunikasi oleh anggota suatu masyarakat bahasa (Poedjosoedarmo, 1978).    Fasold    dalam (Chaer, 1994) menyatakan bahwa seseorang yang menggunakan satu kata atau frasa dari suatu bahasa   maka   itu   disebut   campur   kode. Proses penuturan dua bahasa atau lebih menjadi satu tuturan dengan tujuan tertentu disebut dengan campur kode.

Helmy Yahya adalah adalah seorang pembawa acara televisi dan saat ini merambah menjadi konten creator youtube “Helmy Yahya Bicara”. Dalam video ini Helmy Yahya berkolaborasi dengan Soimah, seorang arti yang memiliki kemampuan di bidang seni yang beragam berasal dari Pathi dan tinggal di Yogyakarta dengan penguasaan Bahasa Jawa yang fasih.

Berdasarkan latar belakang peristiwa bahasa tersebut maka penulis akan mengkaji campur kode dalam video Helmy Yahya bicara bersama dengan Soimah.


 

Pembahasan

Wujud campur kode yang ditemukanadalah campur kode melibatkan bahasa Indonesia dan bahasa Jawa dalam bentuk penyisipan unsur-unsur bahasa Jawa ke dalam unsur-unsur bahasa Indonesia. Penyisipan yang dimaksud adalah unsur kata, frasa, kata ulang dan pengulangan kata, idiom (ungkapan), dan klausa. Munculnya wujud campur kode dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar kebahasaan. Berdasarkan hal tersebut, Suwito (1983) memaparkan beberapa faktor yang melatar belakangi terjadinya campur kode antara lain: 1) faktor peran, yang termasuk peran adalah status sosial, pendidikan, serta golongan dari pesera bicara atau penutur bahasa tersebut; 2) faktor ragam, ragam ditentukan oleh bahasa yang digunakan oleh penutur pada waktu melakukan campur kode, yang akan menempat pada hirarki status sosial dan 3) faktor keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan, yang termasuk faktor ini adalah tampak pada peristiwa campur kode yang menadai sikap dan hubungan penutur terhadap orang lain, dan hubungan orang lain terhadapnya.

Campur kode pada umumnya terjadi dalam suasana santai atau terjadi karena faktor kebiasaan. (Suwito, 1985). Adapun factor yang mempengaruhi terjadinya campur kode, diantaranya berlatar belakang pada sikap, berlatar belakang kebahasaan. Keduanya saling bergantung dan kadang bertumpang tindih. Atas dasar hal tersebut, dapat diidentifikasi alasan terjadinya campur kode, yaitu: identifikasi peranan,identifikasi ragam, dan keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan.

Campur kode 1:

Helmy Yahya              : “Yak, masih dalam perjalanan saya ke Jogja. Saya sekarang ke hahahahaha..... ni tempate wong sugih iki.”

Dalam tuturan yang disampaikan terdapat penyisipan klausa.

Helmy Yahya menggunakan klausa tersebut karena ingin menjelaskan bahwa dirinya sedang berada di rumah orang kaya, selain itu mitra tutur yang diajak komunikasi fasih dalam bahasa Jawa.


 

Campur kode 2          

Soimah                        : “Ya, karena kalau saya dibilang orang sugih, dibilang sultan, dibilang ... semua saya amini, karena itu doa to?”

Terdapat penyisipan kata dalam tuturan yang diucapkan Soimah ke Helmy Yahya.

 

Campur kode 3

Helmy Yahya              : “Makanya pendopo ini namanya pendopo tulungo?”

Dalam tuturan Helmy Yahya menggunakan sisipan frasa.

 

Campur kode 4

Soimah                        : “Tulungo itu dari kata pitulungan, pitulungan itu adalah pertolongan. Nah, aku ambil angka dari tujuh pitu, wolu, songo. Aku ambil tengahnya tulungo dengan harapan tempat ini bisa menolong orang dan saya juga butuh pertolongan dari temen-temen atau dari orang luar, yang artinya kita bisa saling tolong-menolong, ya berinterakasi.”

Dalam tuturan Soimah terdapat campur kode berupa penyisipan kata.  Bertujuan untuk memberikan penjelasan.

 

Campur kode 5

Soimah                           : Saya juga nggak tahu, aku ki bongso opo ya? Ya, karena kan, kalau aku kan, yang pertama karena suka seni. Jadi saya nggak mau milih-milih, karena bagi saya semua seni itu sama dan aku cicipi, harus aku rasain semua. Jadi kalau aku mencoba hal baru yang bukan jurusanku, itu aku seneng, untuk hasil bisa apa nggak, bagus apa nggak itu belakangan yang penting aku nyoba, dan kalau ngga nyoba kan, kita nggak akan bisa kan? Ya jadi aku nggak bisa, terserah orang mau nyebut aku sinden atau ... aku nggak peduli. Monggo. Terserah bebas, yang penting aku pekerja seni. Jadi seni apa aja, yang saya geluti sukur-sukur bisa menghasilkan uang ya saya jalani itu.

Dalam tuturan Soimah, juga ada penggunaan campur kode bahasa Jawa dengan tujuan untuk menjelaskan. Terdapat campur kode berupa klausa aku ki bongso opo, campur kode berupa kata Monggo dan campur kode berupa pengulangan sukur-sukur.

 

Penutup

Simpulan

Berdasarkan  uraian  dari  kajian  di atas dapat disimpulkan bahwa campur kode dapat terjadi karena beberapa faktor    yaitu  penutur  dan  lawan  tutur, variasi   Bahasa   dalam   penggunaan   dua bahasa. Dalam   video tersebut    Helmy  dan  Soimah  menggunakan Bahasa   Indonesia   dan   Bahasa   Jawa, untuk  Helmy    masih    dominan    Bahasa Indonesia   tetapi   Soimah dominan bahasa Jawa.

Sedangkan campur  kode  yang  terdapat  dalam  video tersebut  adalah  campur  kode  ke  dalam yaitu dengan menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa  Jawa. 


 

Daftar Pustaka

Diyah Atiek Mustikawati. Alih Kode dan Campur Kode antara Penjual dan Pembeli (Analisis Pembelajaran Berbahasa Melalui Studi Sosiolinguistik): Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran. 2019.

Ermi Adriani Meikayanti dkk. Campur Kode dan Alih Kode Dalam Video Youtube Bayu Skak. Widyabastra : Jurnal Ilmiah Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. 7 (1) (2019)

Meity Suratiningsih dan Yeni Cania Puspita. Kajian Sosiolinguistik :Alih Kode dan Campur Kode  Dalamvideo Podcast Dedy Corbuzier Dan Cinta Laura. BAHTERA INDONESIA:Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Vol. 7, No.1,Mar. 2022.

Melly Syafitri, dkk. Alih   Kode   dan   Campur   Kode   Dalam   Interaksi   Non   Formal   Pada Masyarakat  Multilingual  Desa  Sungai  Keran  Kecamatan  Sungai  Raya Kepulauan Kabupaten Bengkayang. Bahastra: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 7(2). 2023.

Siti Halimatus Sa'diyah. Alih Kode Dan Campur Kode Dalam Kegiatan Diniyah Di Pondok Pesantren Nurul Ummah Putri Kotagede Yogyakarta: Caraka: Jurnal Ilmu Kebahasaan, Kesastraan, dan Pembelajarannya 5 (10). 2019.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KAJIAN SOSIOLINGUISTIK

  CAMPUR KODE DALAM VIDEO HELMY YAHYA BICARA  Oleh: Christina Fitri Puji Wahyuningsih/ NPM 22520026 Pendahuluan Sosiolinguistik    a...