Rabu, 17 Oktober 2018

UNSUR KEBAHASAAN TEKS ANEKDOT

UNSUR KEBAHASAAN TEKS ANEKDOT

1. Kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu
kalimat yang menyatakan atau memaparkan peristiwa yang terjadi di masa lalu atau sudah terjadi, biasanya menggunakan kata seperti zaman dahulu, dahulu kala,beberapa tahun kebelakang, dsb.

2. Kalimat retoris
Pertanyaan retoris merupakan pertanyaan yang tidak perlu dijawab "Mana ada pejabat yang jujur di zaman gila seperti saat ini?".
Retoris adalah majas yang berupa pertanyaan yang sebenarnya tidak perlu dijawab. Karena jawaban atau maksud si penanya sudah terkandung dalam pertanyaan tersebut. Contoh:
Untuk apa kita berperang, bukankah sebaiknya kita berdamai?
Dalam kalimat di atas sudah dapat dijelaskan bahwa sebenarnya opsi yang dipilih dalam keadaan tersebut adalah opsi damai dan tidak ada opsi lainnya. Kalimat Retoris sering dipakai untuk menegaskan suatu maksud
Kalimat retoris tidak memerlukan jawaban atas pertanyaan yang diajukan secara gamblang (essay), namun dapat diselesaikan dengan pilihan jawaban iya atau tidak.

3. Penggunaan konjungsi yang menyatakan hubungan waktu
Merupakan konjungsi yang menandakan adanya hubungan waktu antara satu klausa dalam bahasa Indonesia dengan klausa lainnya. Konjungsi atau jenis-jenis kata penghubung ini terbagi ke dalam beberapa macam, yaitu:
a.Konjungsi batas waktu permulaan, terdiri atas  sejak, dan sedari.
b.Konjungsi waktu bersamaan, terdiri atas serta (se)waktu, tatkala, ketika, selama, sambil, sementara, selagi, dan seraya.
c.Konjungsi waktu berurutan, terdiri atas sebelum, sesudah, seusai, sehabis, setelah, begitu, dan selesai.
d.Konjungsi batas waktu akhir, terdiri atas hingga dan sampai.


4. Penggunaan kata kerja aksi
Kata kerja aksi atau verba adalah kata yang menggambarkan proses, perbuatan, atau keadaan sebagaimana dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Dengan demikian, bisa diartikan kata kerja menunjukkan suatu tindakan atau aktivitas yang dilakukan oleh subjek. Dalam  penyusunan kalimat aktif dan kalimat pasif maka kata kerja berperan sebagai predikat.

5.Penggunaan kalimat perintah
Kalimat perintah merupakan kalimat yang mengandung makna memerintah atau meminta seseorang untuk melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penutur atau penulisnya.Ciri-Ciri Kalimat Perintah
a.Intonasi pada bagian akhir kalimat naik atau meninggi.
b.Diakhiri dengan tanda baca seru (!).
c.Kalimat perintah menggunakan pola inversi (kalimat inversi adalah kalimat yang susunan predikatnya mendahului subjek (P-S-K) Bawa      bibit itu     kemari.)
Biasanya menggunakan partikel lah ataupun kan.

6. Penggunaan kalimat seru
Kalimat Seru adalah kalimat yang isinya mengungkapkan kekaguman perasaan. Kalimat seru disebut juga kalima interjektif. Cara membuatnya adalah sebagai berikut;
1.Balikan urutn kalimat dari S – P menjadi P – S
2.Tambahkan partikel –nya pada P
3.Tambahkan kata seru di depan P
Contoh;
  • ØGadis itu cantik! : Cantik gadis itu!
  • ØCantiknya gadis itu!
  • ØAlangkah cantiknya gadis itu!
  • ØAduh, jariku terjepit pintu!
  • ØWah, sepatumu bagus sekali !





Selasa, 16 Oktober 2018

PROPOSAL KEGIATAN


Definisi Proposal
Kata proposal berasal dari bahasa Inggris yang di dalam bahasa Indonesia mempunyai pengertian usul; tawaran; rencana; perencanaan; pengajuan; atau lamaran. Pengertian itu kemudian meluas menjadi penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai hasil tertentu yang diinginkan.
8 KOMPONEN PROPOSAL
1)      nama kegiatan
2)      dasar pemikiran
3)      tujuan dan manfaat kegiatan
4)      ruang lingkup
5)      waktu dan tempat kegiatan
6)      penyelenggara atau panitia
7)      anggaran biaya
8)      penutup

1.       Nama kegiatan yang direncanakan tidak ubahnya sebuah judul proposal. Oleh sebab itu nama tersebut harus dibuat semenarik mungkin sehingga menimbulkan rasa keingintahuan seorang pembaca.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan nama seperti berikut ini:
1)      sesuai topik atau pokok permasalahan dalam kegiatan,
2)      singkat, padat, dan jelas,
3)      sebaiknya diungkapkan dalam bentuk frase.

2.       Dasar pemikiran dalam proposal merupakan alasan mengapa kegiatan itu harus dilaksanakan. Dalam hal ini, penyusun proposal diharapkan dapat menunjukkan arti pentingnya pelaksanaan kegiatan yang akan dilaksanakan.

3.       Tujuan proposal yaitu sesuatu yang akan dicapai kegiatan yang direncanakan tersebut. Dalam langkah kerja, tujuan ini akan berfungsi mengarahkan aktivitas sehingga tidak menyimpang dari sasaran. Dalam merumuskan tujuan, harus diingat pula manfaat yang akan dicapai, baik itu manfaat bagi individu, perencana maupun manfaat bagi  khalayak.

4.       Ruang lingkup kegiatan harus jelas, artinya penyusun proposal harus menetapkan batas-batas pokok permasalahan, sasaran peserta, wilayah, dan aspek lain yang memerlukan pembatasan. Dari pembatasan ini seorang pembaca proposal dapat mengetahui kedalaman dan keluasan objek materi yang direncakan.

5.       Penentuan waktu dan tempat kegiatan sepertinya mudah, tetapi penyusun proposal jangan sekali-kali meremehkan hal ini. Faktor ini sangat menunjang keberhasilan kegiatan, bahkan sekali salah perhitungan mengenai waktu atau tempat, kegiatan akan mengalami kerugian yang besar. Terlebih-lebih jika penyusunan proposal ini bertujuan untuk mencari sponsor dalam rangka penggalangan dana, faktor waktu dan tempat dapat mempengaruhi penilai proposal sampai pada penentuan disetujui atau ditolaknya proposal tersebut.

6.       Penyusun proposal dapat bersifat pribadi atau tim. Biasanya penyusun yang bersifat tim mengatasnamakan suatu organisasi. Untuk membentuk panitia, penyusun proposal harus jeli dalam menempatkan personal-personalnya sebab dengan membaca kepanitiaan ini seseorang dapat memperkirakan kualitas kegiatan.

7.       Proposal yang baik selalu mencantumkan rincian biaya penyelenggaraan kegiatan. Sebaiknya biaya itu diperhitungkan secara logis dan realistis, baik itu pemasukan maupun pengeluarannya. Estimasi pembiayaan yang dibuat oleh seorang penyusun proposal akan menjadi pertimbangan calon penyandang dana atau donatur. Anggaran biaya dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu: persiapan, operasional dan laporan/hasil.

8.       Penutup merupakan akhir pembicaraan perencanaan kegiatan. Oleh sebab itu, bagian ini merupakan rayuan terakhir penyusun proposal kepada pembaca atau penilainya untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu proposal. Untuk itu, pada bagian ini penyusun proposal harus dapat memotivasi calon penyandang dana, donatur, sponsor, atau partisipan dengan cara menunjuk-kan rasa optimistis (positive thinking) terhadap kegiatan yang direncanakan.

contoh:

ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS)

YAYASAN DAMAI SEJAHTERA
SEKOLAH MENENGAH ATAS PUTRA BANGSA
Jalan Ahmad Yani Selatan No. 6
___________________________________________________________________________
 

PROPOSAL
KUNJUNGAN INDUSTRI OSIS
SEKOLAH MENENGAH ATAS PUTRA BANGSA


A.    DASAR PEMIKIRAN

Pembelajaran di sekolah bukanlah satu-satunya bekal bagi siswa untuk terjun ke tengah masyarakat setelah menyelesaikan studinya nanti. Salah satu alternatif yang perlu dipahami adalah mencari wawasan dan terjun langsung ke tengah aktivitas masyarakat yang mempunyai korelasi dengan ilmu yang sedang dipelajari siswa bersangkutan.
Setiap perkembangan di sekitar selalu menuntut siswa untuk tanggap dan peka terhadapnya. Oleh sebab itu, selayaknya siswa memahami segala fenomena yang muncul di tengah masyarakat. Dengan cara ini siswa semakin bertambah wawasan pengetahuan dan penalaran karena siswa dapat membandingkan teori di sekolah dengan dunia nyata.
Pembelajaran di sekolah merupakan pembentuk pikir siswa. Dengan bekal tersebut, siswa dapat mengadakan komparasi dengan fenomena di sekitarnya dan menganalisis secara logis.
Siswa perlu mengenal dan mencintai objek wisata dan lingkungan hidupnya. Siswa perlu saling mengenal dan memupuk tali persaudaraan yang satu dengan yang lainnya.

B.     BENTUK KEGIATAN
Sesuai dengan nama proposal ini, yaitu Studi Wisata, kegiatan ini menekankan pada studi lapangan. Kegiatan ini berorientasi pada studi 60 % dan wisata 40%.

C.    TUJUAN
  1. Meningkatkan wawasan, kemampuan, kesadaran, dan rasa cinta siswa terhadap permasalahan empiris di lingkungan hidupnya.
  2. Menambah wawasan daya nalar siswa setelah menghadapi fenomena di sekitarnya.
  3. Menambah wawasan pola pikir siswa untuk mengadakan inovasi terhadap lingkungan.
  4. Meningkatkan kerja sama antarsiswa dalam menangani permasalahan.

D.    SASARAN DAN RUANG LINGKUP
Arahan yang dituju adalah peningkatan kualitas warga OSIS, oleh sebab itu kegiatan ini membatasi pesertanya. Peserta yang diharapkan ikut terlibat adalah semua warga OSIS SMA Putra Bangsa, pembina OSIS, dan guru pendamping.

E.     WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN
Waktu pelaksanaan:
hari, tanggal                :  Rabu, 19 Desember 2018 (waktu tersebut merupakan jeda semester sehingga diharapkan tidak mengganggu proses belajar mengajar)
pukul                           : 09.00 – 11.30 WIB
tempat kegiatan           :  PT SIDOMUNCUL

F.     PENYELENGGARA
Pelindung                         : Dra. Yohana Sri Kadarwati (Kepala Sekolah)
Guru Pendamping            : 1. Suharto Yustinus Edyst, S.TP.
                                                   2. Drs. Heru Marmantyo

Ketua                               : Lukas Gunawan
Sekretaris I.                      : Mustika K.
                        II.                    : Lelo Deos Santos M.

Bendahara I.                    : Ferni Sumaela
                        II.                    : Vivi Marisa Rambing

Koordinator dan Seksi :
1.       Akomodasi   : Eriko Herdian Basuki
2.       Acara            : Rukmono Oky
3.       Dokumentasi : Asimido
4.       Transportasi  : Hanto
dll
  1. Anggaran Biaya

  1. Penutup
Panitia yakin bahwa rencana kegiatan ini akan terlaksana dengan baik dan lancar apabila mendapat dukungan dan kerja sama dari luar, baik dukungan yang bersifat moral, material, maupun spiritual. Oleh sebab itu, panitia selalu berharap atas dukungan dan kerja sama para calon peserta, donatur, sponsor, dan segenap jajaran yang ada di SMA Putra Bangsa.



Jumat, 12 Oktober 2018

RESENSI


#kelas12 #kurikulum2006
Standar Kompetensi
Mengungkapkan pendapat, informasi dan pengalaman dalam bentuk resensi dan cerpen.

Kompetensi Dasar
Menulis resensi buku kempulan cerpen berdasarkan unsur-unsur resensi.

Indikator:
• Menulis resensi buku kempulan cerpen dengan memperhatikan kriteria penulisan resensi.
• Menentukan keunggulan dan kelemahan resensi buku kumpulan cerpen.

Tujuan Pembelajaran:
1.       Mengungkapkan konsep resensi.
2.       Mengungkapkan tujuan resensi.
3.       Membaca buku kumpulan cerpen.
4.       Menulis resensi buku kempulan cerpen dengan memperhatikan kelengkapan unusr- unsur resensi, seperti identitas buku, kepengarangan, kekurangan dan kelebihan isi buku, serta bahasa pengarang.
5.       Mendiskusikan resensi yang telah dibuat.

Pengertian Resensi
Resensi berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata kerja revidere atau recensere. Artinya melihat kembali, menimbang, atau menilai. Arti yang sama untuk istilah itu dalam bahasa Belanda dikenal dengan recensie, sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah review. Tiga istilah itu mengacu pada hal yang sama, yakni mengulas buku. Tindakan meresensi dapat berarti memberikan penilaian, mengungkap kembali isi buku, membahas, atau mengkritik buku. Dengan pengertian yang cukup luas itu, maksud ditulisnya resensi buku tentu menginformasikan isi buku kepada masyarakat luas.

Tujuan Resensi
1.       Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari sebuah buku atau hasil karya lainnya secara ringkas.
2.       Mengetahui kelebihan dan kelemahan buku yang diresensi.
3.       Mengetahui latar belakang dan alasan buku tersebut diterbitkan.
4.       Menguji kualitas buku dengan membandingkan terhadap karya dari penulis yang sama atau penulis lainnya.
5.       Memberi masukan kepada penulis buku berupa kritik dan saran terhadap cara penulisan, isi, dan substansi buku.


Jenis Resensi:
a.       Resensi Informatif
b.      Resensi Deskriptif
c.       Resensi Kritis

Unsur-unsur Resensi:
a.       Judul resensi
b.      Identitas buku
c.       Isi resensi buku
d.      Penutup resensi buku

Langkah-langkah Meresensi Buku
a.       Penjajakan atau pengenalan terhadap buku yang diresensi.
b.      Membaca buku yang akan diresensi secara komprehensif, cermat, dan teliti.
c.       Membuat sinopsis atau intisari dari buku yang akan diresensi.
d.      Menentukan sikap dan menilai hal-hal berikut: (1) kerangka penulisan, (2) isi pernyataan, dan (3) aspek teknis.

Isi susunan resensi kumpulan cerpen:
Tentang Buku Kumpulan Cerpen
Buku ini merupakan kumpulan dari 25 karya terbaik ajang Lomba Menulis Cerita Pendek (LPMC) yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah tahun 2001. Lomba yang diikuti oleh guru-guru Bahasa Indonesia di seluruh Indonesia untuk saling berkompetisi mengekspresikan kemampuannya dalam bentuk karya tulis, khususnya cerita pendek. Setelah karya-karya terbaik dalam lomba ini dikumpulkan dan disunting kemudian diterbitkan menjadi buku yang enak dibaca. Buku ini diterbitkan pada tahun 2002 dalam rangka kegiatan peningkatan perpustakaan sekolah dan pelajaran sastra oleh Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.

Identitas Buku Kumpulan Cerpen
1.       Judul buku: 25 naskah terbaik
2.       Pengarang: Guru-guru Sastra dan Bahasa Indonesia
3.       Penerbit: Departeme Pendidikan Nasional
4.       Tahun terbit: 2002
5.       Jumlah halaman: 166 halaman

Isi Resensi Buku Kumpulan Cerpen
Dijabarkan isi keselurahan buku, terdiri dari judul cerita apa saja. Dapat diisi synopsis buku secara garis besarnya.

Kelebihan dan Kekurangan
Lebih     : 1. Ceritanya merupakan cerita-cerita terbaik dari lomba menulis cerita pendek.
  2. Bahasa dalam setiap cerita mudah dimengerti.
  3. Setiap cerpen mengandung amanat-amanat yang sangat bagus.

Kurang  : 1. Cover dan bentuk penyajian bukunya kurang menarik.
  2. Dalam pengetikan cerita ada beberapa kata yang salah.
(Kelebihan dan kekurangan buku dijabarkan dalam bentuk paragraf.)

Penutup Resensi Buku Kumpulan Cerpen
Buku kumpulan cerpen ini merupakan karangan terbaik guru-guru sastra dan bahasa Indonesia sehingga buku ini sangatlah bermanfaat bagi kita selaku pelajar. Selain karena cerita-cerita dalam buku kumpulan cerpen ini sangat bagus dan menarik, amanat dalam setiap cerpen pun dapat kita jadikan motivasi dalam kehidupan. Buku kumpulan cerpen ini juga dapan teman-teman jadikan referensi dalam tugas Bahasa Indonesia, kuhsusnya tugas yang berkaitan dengan cerpen. Tak hanya bagi palajar, bagi pengajar pun buku ini sangat baik.

Bertokoh Binatang, Tapi Bukan Cerita Binatang

Djenar Mahesa Ayu, anak dari sutradara terkenal Indonesia Syumanjaya almarhum ini, lahir di Jakarta 14 Januari 1973. Dia menulis banyak cerpen yang dimuat di berbagai harian terkemuka di Indonesia, Kompas, Republika, Media Indonesia, dan Majalah sastra Horizon, kemudian dikumpulkan dalam antologinya berjudul Mereka Bilang Aku Monyet. Judul yang tampaknya sangat ekstrem. Buku ini diterbitkan PT Gramedia Pustaka Utama, 2003 dengan tebal 136 halaman. Untuk buku kumpulan cerpen sebanyak sebelas buah tidak dapat disebut buku yang tebal. Satu cerpen rata-rata terdiri atas sepuluh halaman. Maka untuk membaca buku ini tidaklah memerlukan tenaga yang berat.
Mereka Bilang Aku Monyet adalah salah satu cerpen di buku antologi ini selain Lintah, Durian, Melukis Jendela, SMS, Menepis Harapan, Waktu Nayla, Wong Asu, Namanya,.., Asmoro, dan Manusya dan Dia. Ada tokoh-tokoh aneh dalam cerpen ini manusia berkaki empat, berekor anjing, babi, dan kerbau. Berbulu serigala, landak, atau harimau, berkepala ular, banteng, atau keledai. Caranya mereka makan di meja makan, caranya berbicara sangat sopan. Bahkan mereka juga gemar membaca buku, menulis catatan, bergaun, berdasi. Katanya dia juga punya perasaan dan akal, melebihi akal manusia. Hal ini mengingatkan cerita binatang masa lalu. Namun, gaya hidupnya sangat modern. Mungkin juga pikiran kita terbayang pada film kartun di televisi. Cerpen semacam ini tentu tidak bisa dimasukkan dalam bentuk cerita lama atau cerita binatang yang sangat konvesional. Cara mereka berpikir, berbicara, bersikap, dan memiliki kegemaran melebihi manusia-manusia normal. Bahkan mengejek tokoh aku dalam cerpen itu yang konon dikatakan tidak berotak dan tidak berperasaan. Ejekan itulah seolah-oleh menteror perasaan tokoh aku.
Ada tokoh binatang lain dalam cerpennya, yakni Lintah. Menggambarkan betapa tertekannya seorang gadis remaja gara-gara ibunya memelihara lintah yang sangat dicintainya melebihi cintanya kepada anak gadisnya sendiri itu.
Cerpen-cerpen lainnya berkisah tentang remaja dengan cintanya, kekurangbahagiannya gara-gara ayah ibunya sibuk, bahkan sampai pelecehan seksual yang berujung pada kesadisan yang luar bisa. Cerpen ini penuh imajinasi. Maka kalau membaca cerpen ini harus mempersiapkan imajinasi kita. Kalau tidak, kita tidak akan mendapatkan apa-apa kecuali kebingungan.


KAJIAN SOSIOLINGUISTIK

  CAMPUR KODE DALAM VIDEO HELMY YAHYA BICARA  Oleh: Christina Fitri Puji Wahyuningsih/ NPM 22520026 Pendahuluan Sosiolinguistik    a...