#kelas12
#kurikulum2006
Standar
Kompetensi
Mengungkapkan
pendapat, informasi dan pengalaman dalam bentuk resensi dan cerpen.
Kompetensi
Dasar
Menulis
resensi buku kempulan cerpen berdasarkan unsur-unsur resensi.
Indikator:
• Menulis
resensi buku kempulan cerpen dengan memperhatikan kriteria penulisan resensi.
• Menentukan
keunggulan dan kelemahan resensi buku kumpulan cerpen.
Tujuan
Pembelajaran:
1.
Mengungkapkan konsep resensi.
2.
Mengungkapkan tujuan resensi.
3.
Membaca buku kumpulan cerpen.
4.
Menulis resensi buku kempulan cerpen dengan
memperhatikan kelengkapan unusr- unsur resensi, seperti identitas buku,
kepengarangan, kekurangan dan kelebihan isi buku, serta bahasa pengarang.
5.
Mendiskusikan resensi yang telah dibuat.
Pengertian
Resensi
Resensi berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata kerja revidere atau
recensere. Artinya melihat kembali, menimbang, atau menilai. Arti yang sama
untuk istilah itu dalam bahasa Belanda dikenal dengan recensie, sedangkan dalam
bahasa Inggris dikenal dengan istilah review. Tiga istilah itu mengacu pada hal
yang sama, yakni mengulas buku. Tindakan meresensi dapat berarti memberikan penilaian,
mengungkap kembali isi buku, membahas, atau mengkritik buku. Dengan pengertian
yang cukup luas itu, maksud ditulisnya resensi buku tentu menginformasikan isi
buku kepada masyarakat luas.
Tujuan
Resensi
1.
Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian
umum dari sebuah buku atau hasil karya lainnya secara ringkas.
2.
Mengetahui kelebihan dan kelemahan buku yang
diresensi.
3.
Mengetahui latar belakang dan alasan buku
tersebut diterbitkan.
4.
Menguji kualitas buku dengan membandingkan
terhadap karya dari penulis yang sama atau penulis lainnya.
5.
Memberi masukan kepada penulis buku berupa
kritik dan saran terhadap cara penulisan, isi, dan substansi buku.
Jenis
Resensi:
a.
Resensi Informatif
b.
Resensi Deskriptif
c.
Resensi Kritis
Unsur-unsur
Resensi:
a.
Judul resensi
b.
Identitas buku
c.
Isi resensi buku
d.
Penutup resensi buku
Langkah-langkah
Meresensi Buku
a.
Penjajakan atau pengenalan terhadap buku yang
diresensi.
b.
Membaca buku yang akan diresensi secara
komprehensif, cermat, dan teliti.
c.
Membuat sinopsis atau intisari dari buku yang
akan diresensi.
d.
Menentukan sikap dan menilai hal-hal berikut:
(1) kerangka penulisan, (2) isi pernyataan, dan (3) aspek teknis.
Isi susunan
resensi kumpulan cerpen:
Tentang Buku Kumpulan Cerpen
Buku ini
merupakan kumpulan dari 25 karya terbaik ajang Lomba Menulis Cerita Pendek
(LPMC) yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah tahun 2001. Lomba yang diikuti oleh guru-guru Bahasa Indonesia di
seluruh Indonesia untuk saling berkompetisi mengekspresikan kemampuannya dalam
bentuk karya tulis, khususnya cerita pendek. Setelah karya-karya terbaik dalam
lomba ini dikumpulkan dan disunting kemudian diterbitkan menjadi buku yang enak
dibaca. Buku ini diterbitkan pada tahun 2002 dalam rangka kegiatan peningkatan
perpustakaan sekolah dan pelajaran sastra oleh Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.
Identitas Buku Kumpulan Cerpen
1.
Judul buku: 25 naskah terbaik
2. Pengarang:
Guru-guru Sastra dan Bahasa Indonesia
3. Penerbit:
Departeme Pendidikan Nasional
4. Tahun
terbit: 2002
5. Jumlah
halaman: 166 halaman
Isi Resensi Buku Kumpulan Cerpen
Dijabarkan isi
keselurahan buku, terdiri dari judul cerita apa saja. Dapat diisi synopsis buku
secara garis besarnya.
Kelebihan dan Kekurangan
Lebih : 1. Ceritanya merupakan cerita-cerita
terbaik dari lomba menulis cerita pendek.
2. Bahasa dalam setiap cerita
mudah dimengerti.
3. Setiap cerpen mengandung amanat-amanat yang sangat bagus.
Kurang : 1. Cover dan bentuk penyajian bukunya kurang
menarik.
2. Dalam pengetikan cerita ada
beberapa kata yang salah.
(Kelebihan
dan kekurangan buku dijabarkan dalam bentuk paragraf.)
Penutup Resensi Buku Kumpulan Cerpen
Buku
kumpulan cerpen ini merupakan karangan terbaik guru-guru sastra dan bahasa
Indonesia sehingga buku ini sangatlah bermanfaat bagi kita selaku pelajar.
Selain karena cerita-cerita dalam buku kumpulan cerpen ini sangat bagus dan
menarik, amanat dalam setiap cerpen pun dapat kita jadikan motivasi dalam
kehidupan. Buku kumpulan cerpen ini juga dapan teman-teman jadikan referensi
dalam tugas Bahasa Indonesia, kuhsusnya tugas yang berkaitan dengan cerpen. Tak
hanya bagi palajar, bagi pengajar pun buku ini sangat baik.
Bertokoh Binatang, Tapi Bukan Cerita Binatang
Djenar Mahesa Ayu, anak dari
sutradara terkenal Indonesia Syumanjaya almarhum ini, lahir di Jakarta 14
Januari 1973. Dia menulis banyak cerpen yang dimuat di berbagai harian
terkemuka di Indonesia, Kompas, Republika, Media Indonesia, dan Majalah sastra
Horizon, kemudian dikumpulkan dalam antologinya berjudul Mereka Bilang Aku
Monyet. Judul yang tampaknya sangat ekstrem. Buku ini diterbitkan PT Gramedia
Pustaka Utama, 2003 dengan tebal 136 halaman. Untuk buku kumpulan cerpen
sebanyak sebelas buah tidak dapat disebut buku yang tebal. Satu cerpen
rata-rata terdiri atas sepuluh halaman. Maka untuk membaca buku ini tidaklah
memerlukan tenaga yang berat.
Mereka Bilang Aku Monyet adalah
salah satu cerpen di buku antologi ini selain Lintah, Durian, Melukis Jendela,
SMS, Menepis Harapan, Waktu Nayla, Wong Asu, Namanya,.., Asmoro, dan Manusya
dan Dia. Ada tokoh-tokoh aneh dalam cerpen ini manusia berkaki empat, berekor
anjing, babi, dan kerbau. Berbulu serigala, landak, atau harimau, berkepala
ular, banteng, atau keledai. Caranya mereka makan di meja makan, caranya
berbicara sangat sopan. Bahkan mereka juga gemar membaca buku, menulis catatan,
bergaun, berdasi. Katanya dia juga punya perasaan dan akal, melebihi akal
manusia. Hal ini mengingatkan cerita binatang masa lalu. Namun, gaya hidupnya
sangat modern. Mungkin juga pikiran kita terbayang pada film kartun di
televisi. Cerpen semacam ini tentu tidak bisa dimasukkan dalam bentuk cerita
lama atau cerita binatang yang sangat konvesional. Cara mereka berpikir,
berbicara, bersikap, dan memiliki kegemaran melebihi manusia-manusia normal.
Bahkan mengejek tokoh aku dalam cerpen itu yang konon dikatakan tidak berotak
dan tidak berperasaan. Ejekan itulah seolah-oleh menteror perasaan tokoh aku.
Ada tokoh binatang lain dalam cerpennya,
yakni Lintah. Menggambarkan betapa tertekannya seorang gadis remaja gara-gara
ibunya memelihara lintah yang sangat dicintainya melebihi cintanya kepada anak
gadisnya sendiri itu.
Cerpen-cerpen lainnya berkisah
tentang remaja dengan cintanya, kekurangbahagiannya gara-gara ayah ibunya
sibuk, bahkan sampai pelecehan seksual yang berujung pada kesadisan yang luar
bisa. Cerpen ini penuh imajinasi. Maka kalau membaca cerpen ini harus
mempersiapkan imajinasi kita. Kalau tidak, kita tidak akan mendapatkan apa-apa
kecuali kebingungan.